Jumat, 06 November 2009

askep angina pektoris

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG
ANGINA PEKTORIS

PENGERTIAN ANGINA PEKTORIS
1. Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
2. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
3. Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler).
4. Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri.
5. Suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode nyeri atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner.
6. Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen akibat pembuluh darah yang menyempit. Angina terjadi bila penyumbatan blok telah mencapai 70 persen atau lebih. Biasanya penyumbatan disebabkan oleh lemak.
7. Penyakit angina pectoris ini ditemukan oleh Herbeden pada tahun 1772. Dia menemukan suatu sindroma gangguan pada dada berupa perasaan nyeri, terlebih saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Nyeri itu sebenarnya tidak hanya karena kelainan organ di dalam toraks, akan tetapi juga dari otot, syaraf, tulang dan faktor psikis. Penyakit angina pectoris ini juga disebut sebagai penyakit kejang jantung. Penyakit ini timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu secara terus- menerus karena aktifitas fisik atau mental.
8. Angina pectoris adalah suatu penyakit klinis yang ditandai dengan episode atau paroksima nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.

ETIOLOGI ANGINA PEKTORIS
Angina pectoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi suplay oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian oksigen pada jantung, adalah:
1. Denyut jantung. Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen tiap menitnya akan bertambah.
2. Kontaktilitas. Dengan bekerja, maka akan banyak mengeluarkan katekolamin (adrenalin dan nor adrenalin) sehingga dapat meningkatkan kontraksi pada jantung.
3. Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri. Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak pemakaian oksigen.
4. Ukuran Jantung. Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak.
Angina Pektoris berkaitan dengan penyakit jantung koroner aterosklerotik, dan merupakan kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufisiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan metabolik (hipertiroidisme), takhikardi paroksimal.
Faktor- faktor penyebab lainnya, antara lain adalah :
1. Denyut jantung yang terlalu cepat.
2. Anemia (kurang darah).
3. Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh sedikitnya aliran darah ke katup jantung.
4. Penebalan pada di dinding otot jantung – hipertropi - dimana dapat terjadi pada penderita tekanan darah tinggi sepanjang tahun.
5. Hypoxsemia – untuk miokard.
6. Policytemia – darah kental – aliran lambat.
7. Kondisi yang meningkatkan cardiac output seperti :
 Olah raga. Latihan fisik meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
 Sress/emosi. Stres atau emosi menyebabkan pelepasan adrenalin sehingga kontraktilitas jantung meningkat
 Terlalu banyak makan. Makanan berat meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrikus sehingga mengurangi ketersediaan darah untuk jantung.
 Anemia
 Hypertiroidisme
 Udara dingin mengakibatkan kontriksi, peningkatan tekanan darah serta peningkatan kebutuhan oksigen jantung.
 Kondisi dimana miokard membutuhkan miokard O2 yang banyak seperti : hypertropy prostat, stenosis aorta, dan aortic insuffisiensi.

PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS ANGINA PEKTORIS
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (Nitrat Oksida yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
PATHWAYS ANGINA PEKTORIS

















































Metabolisme anaerob



Asam Laktat















KLASIFIKASI ANGINA PEKTORIS
1. STABLE ANGINA PECTORIS
Disebabkan karena kebutuhan metabolik otot jantung dan energi yang tidak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis yang menetap pada arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada akan timbul bila melakukan suatu pekerjaan.
Berdasarkan tingkat penyebabnya, maka dapat dibagi menjadi :
1. Selalu timbul sesudah kegiatan berat
2. Timbul sesudah melakukan kegiatan sedang ( jalan cepat 1/2 km)
3. Timbul sesudah melakukan kegiatan ringan (jalan 100 m)
4. Jika melakukan aktivitas yang ringan (jalan biasa)
Diagnosa Stable Angina Pectoris :
1. Pemeriksaan EKG
2. Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan Radionuclide)
3. Angiografi koroner
Terapi :
1. Menghilangkan faktor pemberat.
2. Mengurangi faktor resiko.
3. Penghambat Beta.
4. Antagonis Kalsium.
2. UNSTABLE ANGINA PECTORIS
Disebabkan primer oleh kontraksi otot polos pembuluh koroner sehinggga mengakibatkan iskeia miokard. Patogenesis spasme tersebut hingga kini belum dapat diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan. Manifase pembuluh koroner yang paling sering adalah variant (prinzmental).
Angina jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Angina yang baru terjadi (dalam 1 bulan).
2. Crescendo Angina (meningkatnya frekuensi atau keparahan dalam beberapa hari atau minggu).
3. Insufisiensi koroner akut (nyeri angina yang menetap pada saat istirahat tanpa adanya infark miokardium).
Terapi :
1. Nitrogliserin subligual dosis tinggi.
2. Untuk frokfikasis dapat dipakai pasta nitroglisrerin, nitrat dosis tinggi ataupun antagonis kalsium.
3. Bila bersama dengan aterosklerosis, maka diberikan kombinasi nitrat, antagonos kalsium, dan penghambat beta.
3. ANGINA VARIANT (PRINZMENTAL)
Disebabkan oleh vasospasma . Vasospasma merupakan kekejangan yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronari dan berkurangnya aliran darah ke jantung. Angina jenis ini jarang terjadi.
4. ANGINA MIKROVASKULAR
Disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi saluran darah yang terdapat pada jantung, kaki dan tangan.

PENATALAKSANAAN
Tujuan. Tujuan penatalaksanaan medis angina adealah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan control terhadap factor resiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah lintas arteri coroner atau angioplasty coroner transluminal perkutan (PTCA= Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty). 3 tehnik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intracoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan edarterektomi coroner perkutan untuk mengangkat obstruksi.
Terapi farmakologi.
Nitrogliserin. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteri sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Nitrat juga melemaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Nitrogliserin diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi( kantung bukal) dan akan menghilangkannyeri iskemia dalam 3 menit.
• Pasien diminta tidak menggerakkan lidah dan jangan menelan ludah sampai tablet nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat mempercepat penyerapan di bawah lidah.
• Sebagai pencegahan, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus disimpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak boleh disimpan dalam botol plastic atau logam.
• Nitrogliseri mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas, uap, udara, cahaya dalam waktu lama. Bila nitrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar dibawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut. Persediaannya harus diperbaharui setiap 6 bulan sekali.
• Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus mengatur sendiri dosis yang diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat menghilangkan nyeri. Obat harus digunakan untuk mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas yang mungkin akan menimbuklkan nyeri. Karena nitrogliserin dapat meningkatkan toleransi pasien terhadap latihan dan stress bila digunakan serbagai pencegahan (misal sebelum latihan, menaiiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan obat ini sebelum rasa nyeri muncul.
• Pasien harus mengingat berapa lama kerja obat ini dalam menghilangkan nyeri, bila nyeri tidak dapat dikurangi, harus dicurigai adanya ancaman terjadinya infark miocadium.
• Bila nyeri menetap setelah memakai 3 tablet sublingual dengan interval 5 menit, pasien dianjurkan segera dibawa ke fasilitas perawatan darurat terdekat.
Efek samping nitrogliserin meliputi rasa panas,sakit kepal berdenyut, hipertensi, dan takikardia.

TANDA DAN GEJALA ANGINA PEKTORIS
Semua jenis- jenis gejala angina berhubungan dengan kegiatan fisik atau karena keadaan sedang stress. Angina pectoris dapat dikenali dengan tanda- tanda:
1. Kualitas nyeri dada yang khas, yaitu perasaan dada tertekan, merasa terbakar atau susah bernafas.
2. Lokasi nyeri yaitu retrosternal yang menjalar ke leher, rahang atau mastoid dan turun ke lengan kiri.
3. Faktor pemicu seperti sedang emosi, bekerja, sesudah makan atau dalam udara dingin.
4. Rasa ketarik- tarik pada kerongkongan.

DIAGNOSIS
Landasan diagnosis atas suatu penyakit adalah tipe-tipe gejala yang timbul maupun dari daftar riwayat penderita. Pada Angina Pektoris, jenis gejalanya dapat berupa nyeri secara khas yang terletak sentral, retrosternal, bersifat kencang, menekan dan berat. Selain itu Angina akan timbul lebih cepat saat beraktivitas dalam udara dingin atau setelah makan. Tetapi Angina dapat juga menghilang dalam beberapa menit jika aktivitas maupun emosi (karena stress) telah berhenti.
Nitrogliserin juga dapat digunakan untuk meredakan angina dalam beberapa menit. Angina akibat spasme arteri koronaria dapat terjadi kapan saja. Sedangkan nyeri dada yang timbul dengan tidak jelas, umumnya bukan angina.
Pada pemeriksaan fisik, sering kali normal. Pada penilaian klinis mencakup pemeriksaan faktor- faktor resiko. Kita juga dapat mencari bukti-bukti penyakit vaskular aterosklerotik di tempat lain, misalnya berkurangnya denyut nadi pada tungkai atau bruit, kecemasan dan sindrom hiperventilasi (pernapasan dada atas, sering kali menghela nafas, dan berbagai gejala- gejala cemas) dapat disertai dengan nyeri dada sementara. Nyeri seperti ini, sering terdapat pada dada bagian kiri. Kadang pada riwayat “gangguan jantung” seperti bising jantung, atau keluarga yang menderita penyakit jantung. Hal itu tentu juga menjadi suatu pertimbangan dalam pembuatan suatu diagnosa.

PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit masalalu
d. Kebiasaan sehari-hari
e. Data bio-psiko sosial spiritual.
Perawat mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama mereka yang ditemukan berisiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina. Pertanyaan yang sesuai mencakup :
 Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas tertentu? Setelah mengunjungi anggota keluarga atau teman-teman? Setelah melakukan aktivitas fisik secara umum?
 Bagimana pasien menggambarkan nyerinya?
 Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
 Bagaimana lama hal itu terjadi-dalam beberapa detik? Menit? Jam?
 Apakah kualitas nyeri menetap dan terus-menerus?
 Apakah rasa tidak nyaman disertai dengan gejala? Seperti perspirasi yang berlebihan, sedikit sakit kepala, mual, palpitasi dan napas pendek?
 Beberapa menit nyeri berlangsung setelah minum nitrogliserin?
 Bagaimana nyeri berkurang?
PEMERIKSAAN FISIK
Data subyektif yang berhubungan dengan nyeri :
a. Lokasi dan durasi kedaerah lain – sering didaerah substernal.
b. Kwalitas nyeri : nyeri dapat mencekik atau rasa berat dalam dada.
c. Datang dan menetapnya rasa nyeri singkat.
d. Faktor-faktor pencetus sering karena :
 Gerakan
 Kepanasan
 Kedinginan
 Stress atau emosi
 Makan banyak
e. Gejala-gejala yang menyertai : gelisah, mual, diaphoresis.
f. Faktor-faktor yang meringankan : berkurang karena istirahat dan pemberian obat (nitrogliserin).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG (Elektrokardiogram). Kemungkinan besar, dokter akan melakukan pemeriksaan yang dapat menunjukkan aktivitas melalui Elektrokardiogram dan memantau gejala- gejala yang ada. EKG ini dapat merekam impuls elektrik jantung. Sehingga dapat diketahui apakah otot jantung telah menerima supplay oksigen yang cukup atau kekurangan oksigen (iskemia). Selain itu, EKG ini juga dapat digunakan untuk menentukan atau mengetahui ritme jantung.
2. Arteriografi Koroner. Merupakan satu- satunya teknik yang memungkinkan untuk melihat penyempitan pada koroner. Suatu kateter dimasukkan lewat arteri femoralis ataupun brakialis dan diteruskan ke aorta ke dalam muara arteri koronaria kanan dan kiri. Media kontras radio grafik kemudian disuntikkan dan cineroentgenogram akan memperlihatkan kontur arteri serta daerah penyempitan. Kateter ini kemudian didorong lewat katup aorta untuk masuk ke ventrikel kiri dan disuntikkan lebih banyak media kontras untuk menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi ventrikel kiri. Bila ada stenosis aorta, maka derajat keparahannya akan dapat dinilai, demikian juga kita dapat mengetahui penyakit arteri koroner lain.
3. Pemeriksaan stress ( stress testing )
- Mengayuh pedal sepeda yang diam atau berjalan pada tretmill, selama pemeriksaan ekg direkam.
- Resiko infark miokard yaitu < 1/500
- Resiko kematian < 1/10000

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tujuan. Tujuan utama mencakup mencegah nyeri, dapat beraktivitas dengan baik, mengurangi cemas, menghindari salah pemahaman terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberikan, mematuhi program perawatan diri dan mencegah komplikasi.
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
Kriteria Hasil :
 Individu akan memperlihatkan bahwa orang lain membenarkan nyeri itu ada.
 Individu akan memperlihatkan pengurangan nyeri setelah melakukan tindakan penurunan rasa nyeri yang memuaskan.
Intervensi :
 Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
 Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
 Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
 Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
 Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
 Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
 Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
 Kolaborasi pengobatan.
Pasien harus memahami gejala kompleks dan harus menghindari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan emosional. Belajar untuk merubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stress tersebut amatlah penting.
Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari, perlu dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Pada tahap pertama, pasien harus merencanakan bangun lebih awal setiap pagi agar bisa mandi dan berdandan dengan santai. Idealnya kegiatan yang terburu-buru ini dilakukan sepanjang hari, sehingga semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa terburu-buru atau rasa tertekan.
Setiap pasien dengan angina pectoris harus diminta memulai semua gerakkannya dengan nyaman, mencegah pajanan terhadap dingin, mencegah tembakau, makan sedikit, dan teratur dan mempertahankan berat badan dalam batas yang dianjurkan. Penggunaan obat bebas yang dibeli di toko obat sebaiknya dihindari terutama pil diet dekongestan hidung, atau obat lain yang mengandung zat yang menaikkan frekuensi jantung dan tekanan darah.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kurangnya curah jantung.
Kriteria Hasil :
 Individu akan mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas.
 Individu akan memperlihatkan kamajuan (ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang mungkin).
 Individu akan memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia terhadap aktifitas (nadi, tekanan darah, pernapasan).
 Individu akan melaporkan reduksi gejala-gejala intoleransi aktivitas.
Intervensi :
 Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
 Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
 Catat warna kulit dan kualittas nadi.
 Tingkatkan katifitas klien secara teratur.
 Pantau EKG dengan sering.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
Kriteria Hasil :
 Seseorang akan menggambarkan ansietas dan pola kopingnya.
 Seseorang akan menghubungkan peningkatan psikologi dan kenyamanan fisiologis.
 Seseorang akan menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani ansietas.
Intervensi :
 Jelaskan semua prosedur tindakan.
 Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
 Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
 Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
 Kolaborasi.
Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tiduar diusahakan seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut sering dapat dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain. Pasien rawat jalan harus diberikan informasi penting mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai pentingnya mematuhi pentunjuk yang telah diberikan.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Kriteria evaluasi :
 Memahami cara mencegah komplikasi
 Menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
Intervensi :
 Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
 Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
 Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
 Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
 Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
 Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.
Program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan menunjukkan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina
2. Memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya, bila mungkin
3. Memberikan perlindungan dari komplikasi lain
5. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
Kriteria evaluasi :
 Mematuhi program perawatan diri
Intervensi :
 Programkan perawatan diri pasien, bila perlu berkolaborasi dengan pasien dan keluarga atau sahabat
 Rencanakan aktivitas yang akan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya episode angina
 Berikan pemahaman pada pasien bahwa setiap nyeri yang dialami tidak dapat dikurangi dengan metode yang biasa, harus segera dirawat ke pusat gawat darurat terdekat.

EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan :
1. Bebas dari nyeri
a) Pasien mengalami penurunan kemungkinan mengalami episode nyeri angina.
A. Melakukan aktivitas sedang.
 Berpartisipasi dalam program aktivitas harian secara teratur yang tidak menimbulkan nyeri dada, nafas pendek, dan kelelahan.
 Menghindari latihan yang memerlukan aktivitas mendadak; menghindari segala bentuk latihan isometrik.
 Menyelingi aktivitas dengan periode istirahat. Perasaan lelah adalah biasa dan sementara.
B. Menggunakan sumber dukungan yang memadai pada saat yang penuh dengan stress, misalnya penasehat, perawat, dokter.
C. Menghindari makanan yang berlebihan.
 Makan dengan porsi yang lebih kecil; mungkin perlu makan sering tapi dengan porsi yang kecil untuk mengurangi rasa lapar.
 Menghindari asupan kafein yang berlebihan (kopi, minuman kola), yang dapat meningkatkan frekuensi jantung dan menyebabkan angina.
D. Tidak menggunakan pil diit, dekongestan hidung, atau obat bebas lainnya yang dapat meningkatkan frekuensi jantung.
E. Berhenti merokok, karena merokok meningkatkan frekuensi jantung, tekanan darah, dan kadar karbon monoksida darah.
F. Menghindari udara yang sangat dingin.
 Menggunakan sapu tangan yang menutupi hidung/ mulut selama cuaca sangat dingin untuk menghangatkan udara.
 Berjalan lebih lambat dalam cuaca dingin.
 Berpakaian tebal saat musim dingin, termasuk kepala, leher, dan penutup tangan.
b) Pasien mampu menangani serangan nyeri angina.
A. Selalu membawa nitrogliserin.
 Selalu menyimpan nitrogliserin dalam botol berwarna gelap tertutup rapat.
 Membuang kapas pengisi agar pil mudah diambil.
 Menghindari membuka botol bila tidak perlu.
 Membuang tablet yang tidak digunakan setelah 5 bulan; membeli resep baru.
 Dapat merasakan bila tablet masih segar, akan menyebabkan rasa terbakar saat diletakkan dibawah lidah.
B. Segera meletakkan nitrogliserin di bawah lidah begitu ada tanda nyeri dada.
 Tidak menelan liur sampai semua tablet telah larut.
 Menghentikan segala aktivitas dan beristirahat sampai semua nyeri hilang.
 Mengetahui pentingnya posisi tegak untuk menguatkan efek nitrogliserin.
 Biasanya, nitrogliserin dipakai dua kali 3 sampai 5 menit. Bila nyeri tidak hilang dengan jumlah tablet nitrogliserin yang biasa, atau bila kambuh lagi dengan interval yang pendek, segera dibawa ke fasilitas darurat terdekat.
C. Menggunakan nitrogliserin pencegahan untuk mencegah nyeri yang mungkin terjadi pada aktivitas tertentu ( menaiki tangga, hubungan seksual).
D. Siaga terhadap kemungkinan terjadinya efek samping nitrogliserin: sakit kepala, rasa panas dimuka, pusing.
2. Memperlihatkan kemajuan mobilitas.

3. Menunjukkan penurunan kecemasan.
a) Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
b) Mematuhi semua aturan medis.
c) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
d) Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri.
4. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
a) Menjelaskan proses terjadinya angina.
b) Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi.
c) EKG dan kadar enzim jantung normal.
d) Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut.
5. Mematuhi program perawatan diri
a) Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi.
b) Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
















DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth.2001.Keperawatan Medikal-Bedah(edisi 8). Jakarta : EGC
http://ismar71.wordpress.com/2008/03/06/askep-klien-angina-pektoris/ (artikel “Askep Pasien Angina Pektoris”, online, diakses tanggal 25 Oktober 2009)
http://blog.asuhankeperawatan.com/blog/2009/05/27/angina-pektoris/ download dari AsuhanKeperawatan.com dan Ziddu.com (artikel “Angina Pectoris”, online, diakses tanggal 25 Oktober 2009)
http://drlizakedokteran.blogspot.com/2008/01/angina-pectoris-nyeri-dada-karena.html (artikel “Angina Pectoris, Nyeri Dada Karena Jantung......?” diposting oleh dr. Hj. Liza tanggal 1 Januari 2008, online, diakses tanggal 25 Oktober 2009)
http://www.bintangmawar.net/forum/showthread.php?t=58750 download dari inaheart, fkuii (artikel “Angina Pektoris (Angina Pectoris)”, online, diakses tanggal 25 Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar